Geolog Jepang Indentifkasi Sesar Terlihat Jelas di Siendeng
GORONTALO – Prof Dr Masayaki Saka-kibara Geolog asal Jepang mengingatkan bahwa daerah Gorontalo berpotensi terjadinya gempa besar. Meski tidak bisa diprediksi kapan terjadinya gempa tersebut, geolog dari Ehime University ini menunjukkan tanda-tanda alam yang mempertegas potensi bencana ini.
Prof Dr Masayaki Sakakibara yang berkunjung ke Gorontalo beberapa wak-tu lalu sempat mengunjungi wilayah Siendeng, Leato dan Pohe bersama asli Fisika Bumi Gorontalo, Yayu Arifin MSi yang juga Ketua Program Studi Geologi, dosen Geofisika Raghel Yunginger MSi, 2 orang mahasiswa program pascasarjana UNG dan seorang kandidat doktor Geologi asal Jepang.
Mereka menemukan informasi yang berharga, salah satunya adalah fakta pertemuan lempeng yang sesarnya terlihat jelas di Siendeng tempat masyarakat menambang batu kapur. “Awalnya kunjungan Prof Dr Masayaki Sakakibara adalah memberikan teknik pengambilan sampel batuan, yaitu bagai-mana melakukan dan membuat irisan pada batuan. Ini diperlukan untuk dapat menentukan mineral penyusun batuan” kata Yayu Arifin, MSi.
Kunjungan ke tempat peng-galian batu kapur Siendeng justru menemukan informasi yang sangat berarti bagi pemerintah dan masyarakat Gorontalo. Di tempat ini terlihat dengan jelas fakta sesar patahan yang merupakan pertemuan lempeng batuan.Dengan temuan penting ini, masyarakat dan pemerintah Gorontalo harus lebih waspada, salah satunya adalah lebih jeli dalam membangun gedung dan rumah.
Seperti halnya Gorontalo, negeri Jepang merupakan daerah yang kerap dilanda gempa bumi. Dari pengalaman hidup di daerah yang berbahaya ini, mereka bisa beradaptasi dan melakukan mitigasi agar bisa mengurangi dampak yang lebih besar jika terjadi gempa. Di negeri ini masyarakat umumnya membuat rumah yang terbuat dari kayu, ketersediaan kayu da-lam negeri mereka harus terjaga melalui hutan lestari.
Sementara para ahli teknik harus mampu membuat bangunan modern yang mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada. “Temuan patahan ini belum kami namakan, ini menunjukkan adanya potensi gempa yang akan terjadi di Gorontalo meskipun waktunya belum bisa diprediksi” kata Yayu Arifin saat dihubungi Gorontalo Post, tadi malam.
Yayu yang bersuamikan Muhammad Yahya, doktor Non Linear Optic lulusan Johannes Gutenberg Universitaet Mainz, Jerman ini menjelaskan sayatan batuan yang telah dilakukan bersama geolog Jepang ini telah menjadi koleksi laboratoriumdi UNG. Ini menjadi pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa dan dosen di UNG. Bumi Gorontalo yang kaya mineral ini juga menarik unik dipelajari, bahkan kandungan mineral berharga seperti emas banyak tersebar di perut bumi daerah ini. Selain kekayaan ini, juga bersemayam bahaya yang mengintainya, gempa bumi. “Masyarakat Gorontalo harus selalu waspada terhadap potensi gempa. Temuan ini menjadi peringatan bagi semuanya, termasuk pememrintah” tutur Prof Dr Evi Hukulati, Dekan FMIPA saat dikonfirmasi. (raa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar